Beranda | Artikel
Cara Meningkatkan Arus Kas Bisnis [tips Zahir]
Selasa, 1 April 2014

Oleh: Willy Mardian SE.I (Product Consultant PT. Zahir Internasional)

Kaidah penting yang perlu diketahui oleh pengusaha atau pemegang keputusan bisnis, seberapa pun besar usaha dan omset yang dicapai, tidak akan berarti tanpa adanya arus kas yang mudah dicairkan sewaktu-waktu. Cash Is The King.

Ketika memulai sebuah bisnis, selain aspek pemasaran dan kualitas produk, seorang pengusaha hendaknya juga mempertimbangkan pengaturan keuangannya. Dalam tataran keterampilan, memang benar jika ada praktisi yang mengatakan, untuk memulai usaha seorang tidak perlu mumpuni dalam hal akuntansi, atau sebaliknya tidak perlu repot-repot mempelajari akuntansi. Namun pemahaman akuntansi tetap diperlukan agar dapat membaca laporan keuangan terutama arus kas, sehingga dapat memberikan keputusan bisnis yang tepat. Dalam tulisan ini, saya membahas seputar laporan arus kas dan bagaimana menjaganya agar stabil dan meningkat. 

Dalam standar laporan keuangan, minimal ada lima jenis laporan keuangan yang digunakan untuk menjadi indikator dan melihat posisi keuangan perusahaan, baik dalam periode berjalan atau kesehatan keuangannya. Antara lain laporan laba-rugi, laporan neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan yang terakhir catatan atas laporan keuangan. Laporan laba-rugi bermanfaat memberi informasi keuangan perusahaan kepada pengguna dan pemegang keputusan tentang laba bersih periode berjalan. Laporan neraca bermanfaat memberi informasi kepada pengguna tentang keadaan aset, kewajiban, dan modal periode berjalan. Komponen masing-masing berbeda. Laporan neraca melibatkan pos aset lancar, aset tetap, kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, dan modal pemilik. Sedangkan laporan laba-rugi hanya terdiri atas pos pendapatan dan beban serta biaya lain.
Dua jenis laporan keuangan tersebut: laba-rugi dan neraca, belum mencukupi untuk mengukur kinerja dan sehat atau tidaknya sebuah bisnis. Sebab ada sejumlah informasi keuangan lain yang layak diketahui oleh pengguna, stakeholder perusahaan atau investor, untuk menentukan keputusan yang akan diambil dan langkah memajukan usaha. Salah satu di antara informasi keuangan itu adalah laporan arus kas atau cash flow report.

Laporan tersebut menggambarkan kondisi lebih spesifik posisi keuangan perusahaan. Yakni mendiagnosa seberapa jauh likuiditas kas perusahaan. Kaidah penting yang perlu diketahui oleh pengusaha atau pemegang keputusan bisnis, seberapa pun besar usaha dan omset yang dicapai, tidak akan berarti tanpa adanya arus kas yang mudah dicairkan sewaktu-waktu. Cash Is The King. Apalagi dalam menghadapi ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi, yang untuk saat ini, menurut sejumlah ekonom, bisa terjadi sewaktu-waktu di tengah ketidakjelasan misalnya berkaitan terjadinya resesi keuangan di Eropa saat ini, yang dampaknya secara tidak langsung akan melanda Asia, termasuk Indonesia. Untuk itulah dibutuhkan sejumlah startegi agar cash flow selalu terjaga, dan bahkan meningkat .

Tiga Bagian Arus Kas

Secara spesifik, arus kas dapat dibagi menjadi tiga bagian. Yakni operating activities, investing activities, dan financing activities. Aktivitas operasional melibatkan transaksi kas yang berefek pada peningkatan laba bersih seperti kas, atau setara kas. Aktivitas investasi melibatkan transaksi yang di antaranya menimbulkan piutang di sisi perusahaan, pembelanjaan kas terhadap untuk harta tetap, seperti tanah, bangunan, dan aktivitas pendanaan, seperti transaksi pembelian saham, reksadana, sekuritas dll. Skemanya, masing-masing aktivitas ini akan menghimpun dana segar dalam kas perusahaan jika dari transaksi aktivitas operasional menimbulkan pemasukan yang selanjutnya menutup beban dan biaya yang dibayarkan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. 

Transaksi yang menimbulkan piutang dihitung sebagai kegiatan investasi. Sebab akan timbul ekspektasi bahwa konsumen atau pelanggan akan membayar sewaktu-waktu, yang dampaknya pada kenaikan kas perusahaan yang akhirnya berlanjut pada naiknya laba bersih perusahaan. Begitu juga dengan pembelanjaan untuk aset tetap seperti gedung, tanah, kendaraan, perlengkapan. Sebab kas yang dikeluarkan akan mendapatkan return berupa pendapatan perusahaan dalam jangka waktu tidak tertentu. Ketika harga aset tetap seperti tanah semakin naik, perusahaan bisa menjual sewaktu-waktu dan dialokasikan ke unit usaha yang bisa dikembangkan. Terakhir, aktivitas investasi, investasi dana perusahaan dalam sekuritas atau reksadana, juga bisa mendatangkan profit bagi perusahaan dalam bentuk bagi hasil jika di reksadana syariah atau pembayaran deviden, agio, jika diinvestasikan di investasi saham.

Laporan arus kas yang memetakan pos kegiatan operasional, finansial dan investasi bermanfaat untuk membantu pengguna atau pembaca laporan keuangan mendiversikasikan sumber kas yang bisa dimanfaatkan maksimal untuk menjalankan roda operasional perusahaan atau, bahkan dalam jangka panjang. Itu sebabnya kaidah di dunia investasi adalah ujaran don’t put the eggs in one basket – jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang – juga tercermin dari laporan arus kas.

Namun yang perlu diketahui oleh pengguna dan pengambil keputusan bisnis, seberapa pun tingginya laba perusahaan, akan menjadi tidak penting saat saldo kas di buku besar menjadi minus. Artinya banyak transaksi yang seharusnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, semisal pembayaran piutang hingga investasi reksadana dan saham yang tidak tentu, karena termasuk jangka panjang, tidak berbekas sedikit pun pada perputaran likuiditas dan fleksibilitas kas yang menjadi “darah “perusahaan. Menyegerakan pembayaran piutang saat jatuh tempo, mendiversikasi kegiatan investasi, dan meningkatkan tren penjualan secara tunai membantu untuk semakin progres pada cashflow report-nya.

Sebagai catatan akhir, ke depan, seorang pengusaha perlu memperhitungkan bukan saja diversifikasi antara aspek operasional, finansial, dan investasi, tetapi perlu juga mencek biaya-biaya yang timbul dan persediaan yang sudah kadaluarsa. Pasalnya, kedua hal ini dapat menjadikan cash flow menurun karena berkurang untuk membayar biaya atas persediaan yang potensinya tidak dapat dijual lagi. Semoga bermanfaat. (PM)

Rubrik ini adalah kerjasama antara PengusahaMuslim.com dan PT. Zahir International

  • Dukung kami dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. 081 326 333 328 dan 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial

Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/3731-cara-meningkatkan-arus-kas-bisnis-1902.html